Selasa, 28 Mei 2013

SEPENGGAL WAKTU UNTUK IBUKU



Innalillahi wa inna illahi rajiun. Telah pulang ke rahmatullah paman pukul 11.00 WIB. Bagi bapak ibu yang mempunyai waktu luang diharapkan dapat memberi penghormatan terakhir di rumah duka. Kalimat itu, teringang di telinga saat diberitahu bahwa paman meninggal.
Pamanku meninggal hari Sabtu siang. Berita menghenyakan itu aku dengar seminggu yang lalu. Aku tidak dapat pulang karena saya sedang ada pekerjaan.  Anak pamanku kebanyakan merantau. Yang mengurus jenazahnya adalah tetangga dekat pamanku.
Aku menanyakan teman yang dikampung dan Katanya telah diadakan tahlilan untuk almarhum. Aku terus melakukan sholat ghaib dan berdoa untuk keselamatan dan pengampunan dosa bagi pamanku.

Jumat siang pukul 14.00
Mas, ibu mengharapkan kamu pulang? Ada Pesan singkat dari ponselku.
Sudah lama aku tidak pulang. Aku terlalu sibuk bekerja di Jakarta. Kepadatan kerja membuat aku belum meluangkan waktu untuk menengok ibuku di kampung halaman.
Ibuku mengharapkanku pulang. Sudah lama aku tidak pulang. Aku harus pulang bulan ini. Kapan? Pokoknya bulan ini. Meski hanya sebentar aku harus pulang. Aku sudah rindu dengan ibuku. Aku ingin menyenangkan ibuku. Aku sebagai anak harus berbakti.
Ayahku tidak sempat menikmati jerih payahku. Awal saya diterima kerja, ayahku meninggal dunia. Ayahku tidak mengabari kalau ia sakit. Sanak saudara juga tidak mengabariku. Aku juga menyesal pulang ketika mendapati ayahku telah tiada.
Hal ini jangan sampai terjadi dengan ibuku. Ibuku yang telah melahirkanku. Ibuku yang telah menghidupiku. Ibuku yang mendoakanku. Ibuku yang merelakan waktunya menungguiku sewaktu belajar. Ibuku yang membelikan mainan kesukaanku. Ibuku yang menyediakan makanan. Ibuku yang sabar menghadapiku yang nakal ini. Ibuku yang karenanya bisa sekolah. Ibuku yang kerenanya, bisa bekerja di tempat enak.

Jumat malam pukul 02.00
Di sela-sela waktu akhir pekan aku meluncur pulang kampung. Di tengah malam, aku menembus gelapnya ibu kota. Meski hujan rintik-rintik, tak mematahkan semangatku untuk pulang menemui ibuku. Sepanjang jalan aku berdoa agar selamat sampai ke kampung halamanku.
Kubawa isteri dan anakku pulang ke kampung halaman. Mereka bertanya-tanya malam ini. Ya, malam ini. Aku telah membulatkan tekad untuk pulang malam ini. Bukan malam yang lain. karena malam ini, ada dorongan untuk pulang. Dorongan naluri anak kepada ibunya.
Aku belum memberi tahu ibuku kalau aku pulang. Nanti ketika sudah dapat separuh perjalanan aku akan kabari ibuku. Ibuku pasti senang kalau kita datang. Ibuku senang kalau melihat cucunya yang lucu datang. Ibuku senang kalau anaknya tambah gemuk. Ibuku senang kalau anaknya bersimpuh di kakinya. Ibuku senang kalau anaknya membelikan pisang kesukaannya.

Sabtu malam pukul 01.00
Ibuku telah lama sakit tua, batuk-batuk, pegal linu, tulang kesemutan dan lemah. Ia hanya dirawat oleh anak kedua dan cucunya. Setiap delapan hari ibuku harus mengontrol kesehatan ke mantri desa. Maklum, di desaku yang ada hanya mantra kesehatan. Dokter jauh berada di kota.
Ketika hujan, tubuhnya merasa ngilu. Ketika panas, tubuhnya kesemutan. Untung masih ada mantri desa, yang membantu ibuku. Kakakku dan keponakku yang sabar merawat ibuku.
Sebentar lagi sampai di kampung halaman. Seberkas cahaya lampu temaram terlihat di gardu pintu masuk desa. Pohon-pohon sepoi-sepoi tertiup angin. Suara jangkrik mengiringi kedatanganku. Udara dingin menusuk tulangku.
Aku kembali. Aku telah datang. Aku sampai di rumah ibuku dengan selamat. Terima kasih Tuhan Engkau selamatkan aku dan keluargaku di perjalanan dan telah sampai di rumah ibuku.
Pintu telah terkunci. Tapi kudengar suara ibuku menyahut ketika kuketuk pintunya.
Aku peluk ibuku. Aku pulang. Aku datang. Aku kembali.
Aku beristirahat esok kita bercerita.

Minggu pagi
Aku mengobrol dengan ibuku. Ibuku banyak bercerita. Aku dengarkan saja. Sambil kupijit tangannya. Mulai dari penyakitnya, pamanku yang meninggal, sampai mengingatkanku waktu kecil.
Isteri dan anakku bersemangat menanyakan kabar ibuku. Apalagi anakku. Senangnya. Melihat binatang. Ada burung parkit, ada kambing, ada kalkun, ada ayam kate, entok dan ada mainan baru.
Ketika aku datang, penyakit yang diderita terasa hilang. Kedatanganku membuat ibuku menjadi bahagia. biasanya kalau sore hari, kalau ibu telat dimasakan air hangat, anak dan cucunya dimarahi.
Tetapi sejak kedatanganku, ibuku tak pernah marah. Ibu bahagia. ibu minta dibelikan pisang dan roti. Aku pergi ke pasar untuk membelikan kesukaannya. Ia sangat senang sekali. Aku hanya sebentar di rumah ibu. Meski demikian ibu sangat bahagia.
Dulu ketika kambing masih ada, ku yang menggembala sedangkan Bapak yang cari pakan bebek, ayam, entok. Maklum, sumber mata pencaharian hasil ternak yang tak seberapa. Tapi hebatnya anak-anaknya tamatan SMA semua, kecuali aku yang disokong untuk terus melanjutkan sekolah.
Indah desa ini. Rinduku telah terobati. Ibuku ceria kembali. Ku ingin terus bersama ibuku, tapi sumber pekerjaanku tidak di desa ini. Meski demikian aku tetap dekat, untuk pulang lagi.
Jangan sampai terjadi seperti waktu bapak dan paman meninggal dunia.

Sebelum aku berpamitan untuk kembali ke Jakarta, ia telah menyiapkan lele goreng untuk bekalku kembali ke Jakarta.

Terima kasih ibuku.

Jumat, 24 Mei 2013

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN APLIKASI CROSSS SECTIONAL MODEL (CSM)

Untuk mengetahui dan menghitung kondisi SDM setiap golongan dari waktu ke waktu diperlukan model yang tepat. Salah satunya adalah aplikasi CSM untuk memprediksi dan mengendalikan perkembangan jumlah pegawai di setiap pangkat dari tahun ke tahun.
Ditentukan aturan kenaikan pangkat sebagai berikut:
Penata muda tk. I (III b) ke penata (III c) setelah 4 tahun. Penata ke Penata tk.I (III d) setelah 4 tahun. Penata tk. I ke Pembina (IV a) setelah 4 tahun.
Komposisi pangkat pada awal tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Penata Muda Tk. I = 1000 ; Penata =600 ; Penata Tk. I= 400
Selama periode 2013 Penata muda Tk. I yang akan pensiun = 20 orang; Penata = 30 orang dan Penata Tk.I = 40 orang.
Selama periode 2013 akan ada pemasukan pangkat Penata muda tk. I sebanyak 100 orang
Pertanyaannya akan ada berapa pangkat penata muda tk. I; penata; dan Penata Tk.I pada awal tahun 2014 serta berapa yang promosi, tetap dan pensiun selama periode 2013/2014?

Diketahui:
Jumlah golongan III b  tahun 2013 (S1) =1000; jumlah gol III c (S2)=600; jumlah gol III d (S3) =400
F1.0 =20 ; f2.0=30 ; f3.0=40
F0.1=100 ; L1=4, L2=4 , L3=4
Penyelesaian:
Q1,1 = 1- (1/4) =1-0,25 =0,75
Q2.2=0,75
Q3.3=0,75
Q0.1=f1.0/S1=20/1000=0.02
Q0.2=f2.0/S2=30/600 =0.05
Q0.3=f3.0/S3=40/400 =0,1
Q2.1= 1-Q1.1-Q0.1= 1-0,75-0,02= 0,23
Q3.2=1-Q2.2-Q0.1 = 1-0,75-0,05 = 0,2
Q4.3=1-Q3.3-Q0.3 =1-0,75-0,1 = 0,15
F1.1= Q1.1 x S1 = 0,75 x 1000 = 750
F1.2=Q2.1 x S2 = 0,23 x 1000 = 230
F2,2=Q2.2 X S2 = 0,75 X 600 = 450
F2.3=Q3.2 X S2 = 0,2 X 600 = 120
F3.3=Q3.3 X S3 = 0,75 X 400 = 300
F3.4=Q4.3 X S3 = 0,15 X 400 = 60
S1 (2014) = F0.1 + f1.1 = 100 + 750 =850
S2 (2014) = F0,2 + f1,2 + F2.2 = 0+230+450 = 680
S3 (2014) = F0.3+ F2.3+ F3.3 = 0+120+300 = 420
LIHAT TABEL BERIKUT INI
Pangkat    Kondisi th.2013    Keluar/pensiun    tetap    promosi    masuk    Kondisi th.2014
Penata muda Tk.I    1000    20    750    230    100    850
Penata
    600    30    450    120    0    680
Penata Tk.I
    400    40    300    60    0    420
Total    2000                    1950

Minggu, 12 Mei 2013

INTERNATIONAL MANAGEMENT IN GARUDA INDONESIA



Membahas Manajemen internasional akan mendiskusikan interaksi sosial diantara orang multi etnik dan organisasi dalam era globalisasi dan teknologi informasi untuk lebih memenuhi kebutuhan individu, grup, organisasi dalam pemahaman yang lebih luas.
Lecture on international will discuss social interaction among multi ethnic people and organization within globalization era and information technology to further meet individual need, group, organization in broader understanding.
Managemen dalam  semua kegiatan bisnis dan aktivitas organisasi kegiatan mendapatkan orang bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan dan obyek yang diinginkan menggunakan segala sumber daya secara efisien dan efektif.
Managemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, kepemimpinan, pengarahan, dan pengawasan suatu organisasi (sebuah grup yang terdiri dari satu atau lebih orang atau perusahaan)
Sejak organisasi dapat dipandang sebagai system, managemen dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia, termasuk mendesain, untuk memfasilitasi produksi hasil yang berguna dari sistem
Since organization can be viewed as system, management can be defined as human action, including design, to facilitate
Three of rule management is managing business, managing managers, managing workers and work.
Tiga Peran manajemen ada 3 yaitu mengelola bisnis, mengelola manajer, mengelola pekerja dan pekerjaan
Unsur-unsur umum/aspek-aspek pokok proses MBO yang efektif:
1.             Komitmen pada program
2.             Penetapan tujuan manajemen puncak
3.             Tujuan-tujuan perseorangan
4.             Partisipasi
5.             Otonomi dalam implementasi rencana
6.             Peninjauan kembali prestasi

Contoh Perusahaan yang menerapkan MBO : Perusahaan Garuda Indonesia.
Visi: Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi: Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
Sasaran Keselamatan disusun bersama-sama dengan Kebijakan Keamanan Garuda Indonesia:
  • Untuk mengidentifikasi dan meminimalisir kondisi-kondisi membahayakan.
  • Melakukan analisa bahaya dan resiko untuk seluruh tujuan terhadap peralatan-peralatan yang baru diperoleh, fasilitas, operasional dan prosedur serta mengurangi resiko sampai batas yang dapat diterima.
  • Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Keamanan (Safety Management System atau SMS) kepada seluruh personel.
  • Memberikan lingkungan kerja yang aman dan sehat kepada seluruh personel.
  • Meminimalisasi kecelakaan/kejadian yang disebabkan oleh faktor-faktor organisasi.
  • Untuk mencegah kerugian dan cedera pada properti dan manusia yang disebabkan oleh operasional perusahaan.
  • Meningkatkan keefektivitasan sistem manajemen keamanan melalui audit keamanan yang dilakukan secara teratur di mana dilakukan pengkajian ulang seluruh aspek SMS untuk terus membuat kemajuan di seluruh tingkat keamanan.
  • Untuk terus melakukan monitor dan evaluasi mengenai tingkat keamanan secara teratur.
  • Untuk memastikan kepatuhan terhadap DGCA (CASR 121) Indonesia, Peraturan Internasional (ICAO) dan standar industri praktik terbaik internasional (IATA).
Industri penerbangan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Letak geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau menjadikan penerbangan sebagai moda transportasi yang cepat dan aman untuk menghubungkan antar pulau. Garuda Indonesia sebagai perintis penerbangan nasional serta pembawa bendera Indonesia, sudah tentu menjadi kebanggaan dan pilihan masyarakat sebagai pengguna jasa. Sebagai operator penerbangan yang memiliki sertifikat IOSA, Garuda Indonesia mengedepankan aspek service, safety dan security plus compliance. Hal ini juga bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat agar memilih Garuda Indonesia sebagai penyedia jasa penerbangan.
Tak ada kata kompromi dalam keamanan
Aspek keamanan adalah salah satu elemen penting yang harus dijalankan secara konsisten dan komprehensif dalam industri penerbangan. Selain sebagai business balancing, keamanan juga menjadi jaminan bagi para pengguna jasa, pegawai, pemegang saham dan penyedia jasa eksternal untuk tetap menjadikan Garuda Indonesia sebagai mitra penyedia jasa penerbangan. Berdasarkan hal-hal tersebut, dalam menerapkan dan  mempertahankan performa keamanan yang tinggi, manajemen Garuda Indonesia berkomitmen untuk
  1. Membangun sistem keamanan yang mumpuni melalui pengembangan Manajemen Sistem Keamanan (Security Management System) dan Program Keamanan Penerbangan Garuda Indonesia secara berkesinambungan,
  2. Secara konsisten melakukan investasi berkelanjutan dalam hal pelatihan keamanan penerbangan termasuk investasi dalam hal sistem dan teknologi pendukung,
  3. Menerapkan quality assurance system dan kendali mutu secara konsisten dan pola penyampaian informasi keamanan tanpa hambatan ke seluruh unit dalam perusahaan,
  4. Secara cepat merespon setiap situasi dan kondisi yang dinilai dapat membahayakan keselamatan dan keamanan seseorang dan/atau infrastruktur,
  5. Membangun sistem komunikasi yang efektif untuk memastikan kelancaran pertukaran informasi keamanan yang relevan, sehingga mampu menghubungkan seluruh unit dalam organisasi tanpa hambatan termasuk ke senior manajer, manajer operasional, karyawan di lini depan maupun pihak eksternal yang terikat kontrak mendukung operasional perusahaan,
  6. Membangun dan mengembangkan budaya keamanan secara konsisten
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki komitmen untuk selalu menerapkan standar tata kelola yang terbaik dengan selalu berusaha untuk menerapkan praktik tata kelola yang baik melalui berbagai usaha perbaikan dan peningkatan, serta tidak hanya merujuk pada minimal standar maupun rekomendasi yang harus dipenuhi. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, yang mengatur bahwa setiap BUMN wajib untuk melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG, melalui penilaian (assessment) yang dilaksanakan setiap 2 tahun oleh penilai independen dan melalui evaluasi (review) yang dilakukan sendiri oleh BUMN (self assessment) yang meliputi evaluasi terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh pihak independen dan tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan yang disampaikan dari hasil akhir penilaian. Konsisten dengan komitmen tersebut, untuk tahun 2011 Garuda Indonesia telah menunjuk pihak independen untuk melakukan kajian terhadap praktik tata kelola di Garuda Indonesia dengan menggunakan pembanding Pedoman Umum GCG Indonesia dan Company Corporate Governance (CCG) Scorecard yang merupakan kerangka acuan pelaksanaan assessment dan reassessment penerapan GCG di BUMN.
Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY; Honesty & Openness dan Integrity yang disingkat menjadi "FLY HI" sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct yang diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan merupakan soft structure dalam membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Pada tahun 2011, Perusahaan menetapkan etika bisnis & etika kerja perusahaan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari pedoman perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang Nilai-nilai Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda Indonesia. Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan balik dari hasil proses implementasi internalisasi serta rekomendasi hasil GCG assessment tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan perilakuperilaku yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia. Etika dan perilaku tersebut dalam hubungannya dengan:

  1. Hubungan Sesama Insan Garuda.
  2. Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha serta Pesaing.
  3. Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan Laporan Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan; Pengendalian Gratifikasi; Perlindungan Tehadap Aset Perusahaan dan Perlindungan Terhadap Rahasia Perusahaan.
  4. Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan.
  5. Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan Pelanggaran; Sanksi Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta Integritas.
Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab seluruh Insan Garuda Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perusahaan dalam Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan serta sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh pegawai Perusahaan wajib memahmai, menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis dan Etika Kerja serta menandatangani "Pernyataan Pakta Integritas Kepatuhan Terhadap Etika Perusahaan."

Rabu, 08 Mei 2013

ASURANSI PENTINGKAH?



Suatu pagi, ketika saya bangun, badan saya sakit. Untuk digerakkan saja susah. Apalagi harus kerja pula. Saya segera meminta tolong isteri saya beli obat untuk meredakan rasa sakit. Sejenak saya teringat teman saya yang menawarkan asuransi. Ia mengatakan kalau kita sakit kemudian masuk rumah sakit sedangkan kita belum punya asuransi ingin membuat asuransi, tak ada perusahaan asuransi manapun yang menerima kita. Alasannya karena perusahaan asuransi untuk orang yang sehat.
Kalau saya ditakdirkan meninggal dunia pasa waktu itu. Saya hanya meninggalkan keluarga hutang, anak isteri yang membutuhkan makan dan kerabat yang membutuhkan saya. Kalau kita mau meninggal terus kita minta asuransi maka tak ada perusahaan asuransi yang mau menerima kita. Alasannya karena perusahaan asuransi untuk orang yang hidup.
Dari pernyataan di atas, kalau saya mempunyai asuransi. saya dapat meminimalisasi risiko yang tak diduga. Tak ada yang bisa mengantisipasi atau menduga terjadinya suatu kemalangan yang fatal. Dengan asuransi, perlindungan bisa didapat sehingga akan terasa meringankan.
Kalau kita mempunyai asuransi, keluarga lebih terjamin. Jika terjadi sesuatu pada kepala keluarga, ada “dana cadangan” yang bisa digunakan untuk membantu keluarga. Coba banyangkan kalau kita siap dari sekarang, mumpung masih muda, mumpung masih sempat, mumpung masih sehat, dan mumpung masih hidup.
Kalau mempunyai anak, banyak hal yang bisa disiapkan. Pendidikan anak, pengeluaran keluarga bulanan, hingga berbagai kebutuhan yang sifatnya rutin, bisa terbantu dengan dana talangan yang sudah disiapkan dari skema asuransi jiwa.
Selain itu, banyak fasilitas memudahkan bisa didapatkan. Asuransi jiwa kini banyak digabung dengan berbagai perencanaan lain yang bisa membantu saat-saat sulit di masa depan. Ada yang menabung hanya tiga tahun, hasilnya setiap tiga tahunnya mendapat 5% sampai 10% sampai umur 65 tahun.
Asuransi juga dapat menenteramkan pikiran. Bagi yang menjadi kepala keluarga, adanya asuransi jiwa bisa membuat pikiran lebih tenteram karena akan ada dana cadangan bila terjadi sesuatu kelak. Dengan begitu, kerja bisa lebih tenang dan hasil pun lebih maksimal.
Pentingnya asuransi biasanya baru disadari saat sudah terjadi kemalangan dan membuat kita kesulitan apa lagi jika kita tidak punya cadangan dana. Karena itu, sebelum terlambat, segeralah sediakan diri untuk melindungi keluarga tercinta dengan asuransi jiwa.
(email: asequis@gmail.com)

Senin, 06 Mei 2013

Kejadian Evaluasi dan Penutupan Diklat Pejabat Lelang Angk. I 2013



Pada acara Evaluasi dan Penutupan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat( Pejabat lelang angkatan I tahun 2013, Kepala Penyelenggaraan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan (KNPK) mengatakan bahwa seseorang untuk menjadi pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan disyaratkan mempunyai minimal  2 (dua) Diklat Teknis Subtantif Spesialisasi (DTSS).
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mempunyai bermacam-macam DTSS yaitu, DTSS Pejabat Lelang, DTSS Juru Sita, DTSS Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN), DTSS Penilaian, DTSS Penghapusan dan Pemindahtangan Barang Milik Negara, DTSS Beracara di Pengadilan.
Saya alhamdulillah telah memiliki 3 DTSS, termasuk yang terakhir ini DTSS Pejabat Lelang. Untuk diangkat menjadi pejabat, seseorang harus mengikuti minimal 2 DTSS. Itu artinya saya sudah qualified. Namun kembali, semua hanya atas kehendak  Allah, saya tinggal menunggu keputusan dari atas.  
Selain itu, ternyata Diklat pejabat lelang sangat diminati oleh orang swasta. Beberapa waktu yang lalu Pusdiklat KNPK menyelenggarakan diklat Pejabat Lelang Kelas II. Banyak peserta yang antusias terutama dari kalangan notaris. Mereka rela membayar Rp 9.500.000,00 untuk mengikuti diklat pejabat lelang kelas II selama sebulan. Alhamdulillah karena saya staf DJKN maka tidak harus membayar. Saya mendapat pelatihan gratis, plus fasilitas akomodasi termasuk makan dan asrama.
Sebagai bagian dari Diklat ini, para peserta diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan di KPKNL Bandung hari Senin tanggal 29 April 2013. Saya juga ikut di dalamnya. Di sana terdapat beberapa Calon Pejabat Lelang Kelas II yang magang di kantor tersebut.
Dari fakta di atas, Profesi Pejabat Lelang menjadi sangat menarik. Profesi ini mulai dilirik oleh banyak kalangan. Apalagi nantinya, pensiunan dari DJKN akan mempunyai kesempatan untuk menjadi Pejabat Lelang Kelas II. Mudah-mudahan dengan diklat ini, di masa pensiun nanti saya tidak menganggur, melainkan bisa menjadi advokat, notaris, akademisi/dosen, atau pejabat lelang kelas 2.
Sebelum acara ditutup, Kepala Penyelenggaran Pusdiklat KNPK menyarankan agar ilmu yang didapat selama ini dapat diterapkan di tempat kerjanya masing-masing. Insya Allah.