Tiga Serantau Menjelajah Aceh (Bagian I)
30 September 2018
Anton, Pardi, dan Yadi baru menerima surat keputusan untuk bertugas di daerah Aceh. Mereka harus rela meninggalkan keluarga, tetangga, dan teman-temannya. Mereka akan menuju daerah yang dahulu terkena tsunami tahun 2004, tempat daerah operasi militer, dan daerah yang paling ujung barat Indonesia.
14 Oktober 2018
Mereka sudah memesan tiket pesawat batik air lima hari sebelum keberangkatan. Ada isak tangis istri dan anak menyertai mereka. Pukul 14.00 mereka sudah berkumpul di bandara Soekarno Hatta. Selamat tinggal Jakarta. Doakan semoga mereka selamat sampat tujuan.
Hampir 3 jam mereka sudah mendarat di Bumi Serambi Mekah. Sebelumnya mereka sudah menghubungi temannya yang lebih dahulu di Aceh. Selamat Datang di Aceh.
"Makan dulu, yuk!" ajak Anton.
"Makan mie Aceh aja," sahut Pardi
"Nasi goreng sepertinya enak," sahut Yadi.
"Kita makan di Daus tinggal pilih," saran Febri.
Magrib disini hampir jam 6.30. Suara alunan ayat suci Al Qur'an sayup-sayup terdengar. Aceh menerapkan syariat Islam. Orang yang ketahuan berduaan tanpa surat nikah akan dihukum cambuk. Orang yang berpakaian tak sopan akan ditangkap oleh polisi WH.
Sampai juga di tempat warung makan. Ramai sekali. mereka nasi goreng, mie goreng, dan minuman kopi khas Aceh.
Dimana-mana terlihat kedai kopi. Disini harus membiasakan minum kopi. Kopi sanger mantap.
Setelah mengobrol dan menikmati makanan minuman, mereka menuju Wisma. Selamat Istirahat
15 Oktober 2018
Subuh disini jam 05.15.
Hari pertama mereka bekerja. Kantornya terletak di Jalan Tgk Chik Ditiro, Banda Aceh.
30 September 2018
Anton, Pardi, dan Yadi baru menerima surat keputusan untuk bertugas di daerah Aceh. Mereka harus rela meninggalkan keluarga, tetangga, dan teman-temannya. Mereka akan menuju daerah yang dahulu terkena tsunami tahun 2004, tempat daerah operasi militer, dan daerah yang paling ujung barat Indonesia.
14 Oktober 2018
Mereka sudah memesan tiket pesawat batik air lima hari sebelum keberangkatan. Ada isak tangis istri dan anak menyertai mereka. Pukul 14.00 mereka sudah berkumpul di bandara Soekarno Hatta. Selamat tinggal Jakarta. Doakan semoga mereka selamat sampat tujuan.
Hampir 3 jam mereka sudah mendarat di Bumi Serambi Mekah. Sebelumnya mereka sudah menghubungi temannya yang lebih dahulu di Aceh. Selamat Datang di Aceh.
"Makan dulu, yuk!" ajak Anton.
"Makan mie Aceh aja," sahut Pardi
"Nasi goreng sepertinya enak," sahut Yadi.
"Kita makan di Daus tinggal pilih," saran Febri.
Magrib disini hampir jam 6.30. Suara alunan ayat suci Al Qur'an sayup-sayup terdengar. Aceh menerapkan syariat Islam. Orang yang ketahuan berduaan tanpa surat nikah akan dihukum cambuk. Orang yang berpakaian tak sopan akan ditangkap oleh polisi WH.
Sampai juga di tempat warung makan. Ramai sekali. mereka nasi goreng, mie goreng, dan minuman kopi khas Aceh.
Dimana-mana terlihat kedai kopi. Disini harus membiasakan minum kopi. Kopi sanger mantap.
Setelah mengobrol dan menikmati makanan minuman, mereka menuju Wisma. Selamat Istirahat
15 Oktober 2018
Subuh disini jam 05.15.
Hari pertama mereka bekerja. Kantornya terletak di Jalan Tgk Chik Ditiro, Banda Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar